Al-Qurán adalah kitab suci umat islam diturunkan sebagai kitab hidayah, bimbingan kehidupan. Keberadaannya merupakan kebutuhan esensial melebihi kebutuhan hidup yang lain. Umat islam bertanggung jawab atas keutuhan, orsinilitas, eksistensi dari kitab ini. Dalam hal ini umat islam telah melakukan berbagai upaya demi eksistensi kitab suci ini melalui beberapa cara yaitu: mengajarkan bacaan kepada orang lain, menuliskannya, mengkajinya dari berbagai sudut dan menghafalkannya. Pada saat ini kegiatan menghafal Al-Qurán demikian maraknya di dunia islam tidak terkecuali di Indonesia. Dibawah ini dipaparkan tentang hal hal yang berkaitan dengan menghafal Al-Qurán.
Pengertian
Menghafal Al-Qurán atau “Hifzhul Qurán”adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang bertujuan untuk menghafalkan ayat ayat suci Al-Qurán sehingga bisa membacanya diluar kepala. Dalam terminologi masyarakat seorang “al-Hafizh”adalah seorang yang sudah hafal keseluruhan ayat ayat Al-Qurán diluar kepala.
Faedah Menghafal Al-Qurán
Diantara Faedah menghafal Al-Qurán adalah :
Pertama : mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah. Seorang penghafal Al-Qurán sudah pasti cinta kepada Kalamullah. Allah mencintai mereka yang cinta kepada kalamNya.
Kedua: penghafal Al-Qur’an akan meraih banyak sekali pahala. Bisa digambarkan, jika setiap huruf yang dibaca, seorang mendapatkan 10 pahala, jumlah huruf huruf Al-Qurán (sebagaimana disebutkan oleh Imam Sayuthi dalam kitab al-Itqan) adalah : 323.671 (tiga ratus dua puluh tiga ribu, enam ratus tujuh puluh satu huruf) maka bisa dibayangkan berapa juta pahala yang dihasilkan ketika seorang penghafal Al-Qurán berulang kali membaca ayat ayat Al-Qurán.
Ketiga: penghafal Al-Qurán yang menjunjung nilai nilai Al-Qurán dijuluki dengan “Ahlullah” atau keluarga Allah atau orang yang dekat dengan Allah. Nabi berkata :
فضائل القرآن للقاسم بن سلام (ص: 88)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ» قِيلَ: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَهْلُ الْقُرْآنِ، هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ»
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ» قِيلَ: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «أَهْلُ الْقُرْآنِ، هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ»
Dari sahabat Anas bin Malik: Nabi berkata : sesungguhnya bagi Allah ada orang orang yang terdekat denganNya. Sahabat bertanya : siapa mereka ya Rasul ? jawab nabi : mereka adalah “ahlul Qur’an” mereka itulah keluarga Allah dan orang orang yang terdekat denganNya.
Keempat : Nabi Muhammad pernah menyegerakan penguburan sahabat yang meninggal dalam perang Uhud, yang hafalannya lebih banyak dari yang lainnya. Hal ini berarti penghargaan bagi mereka yang hafal Al-Qur’an.
Kelima: Nabi memerintahkan kepada para sahabatnya agar yang menjadi imam salat adalah mereka yang paling bagus bacaan Al-Quránnya, yang sekaligus juga hafal.
( م ت د س ) أبو مسعود البدري - رضي الله عنه - قال : قال رسولُ الله
-صلى الله عليه وسلم- : «يؤمُّ القومَ أقروُهم لكتاب الله ،( جامع الأصول
في أحاديث الرسول) (5/ 574)
Nabi telah menghantarkan para penghafal Al-Qurán dalam jabatan yang mulia yaitu menjadi pemimpin umat dalam hal salat. Jika penghafal Al-Qurán sudah diberi tempat yang mulia oleh nabi, maka dia bisa mengembangkan dirinya untuk bisa berkiprah lebih jauh lagi dalam membimbing masyarakat.
Keenam: nabi menjanjikan bahwa orang tua penghafal Al-Qurán akan diberi mahkota oleh Allah pada hari kiamat nanti. Nabi Muhammad berkata :
جامع الأصول في أحاديث الرسول (8/ 501)
(د) سهل بن معاذ الجهني : عن أبيه - رضي الله عنه - قال : «إِنَّ رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- قال : مَن قرأَ القرآن وعملَ بهِ ، أُلبِسَ والداَهُ تَاجا يومَ القيامةِ ، ضَوؤُهُ أحسنُ من ضوءِ الشمسِ في بيوتِ الدُّنيا لَو كانتْ فيكم ، فما ظنكُم بالذي عَمِلَ بهذا ؟». أخرجه أبو داود.
(د) سهل بن معاذ الجهني : عن أبيه - رضي الله عنه - قال : «إِنَّ رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- قال : مَن قرأَ القرآن وعملَ بهِ ، أُلبِسَ والداَهُ تَاجا يومَ القيامةِ ، ضَوؤُهُ أحسنُ من ضوءِ الشمسِ في بيوتِ الدُّنيا لَو كانتْ فيكم ، فما ظنكُم بالذي عَمِلَ بهذا ؟». أخرجه أبو داود.
Dari Sahl bin Mu’adz al-Juhani, dari ayahnya bahwa nabi berkata : barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya, pada hari kiamat nanti, kedua orang tuanya akan di sematkan mahkota, yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari yang menerangi kediaman mereka di dunia. Jika demikian halnya, maka bagaimana (penghargaan Allah) terhadap orang yang mengamalkannya.
Ketujuh: Penghafal Al-Qurán telah mengaktifkan sel sel otaknya yang berjumlah miyaran melalui kegiatan menghafal. Kegiatan ini potensi untuk menjadikan otaknya menjadi semakin kuat dan cerdas. Sama seperti anggauta tubuh lainnya, jika dilatih terus menerus akan menjadi kuat.
Kedelapan: penghafal Al-Qurán telah menghafal 77.934 kosa kata Al-Qurán. Jika dia mengerti arti kosa kata tersebut, dia seakan menghafal kamus bahasa arab. Keahlian ini bisa bermanfaat bagi dirinya ketika akan melanjutkan studinya dalam bidang ilmu ilmu keislaman.
Kesembilan:Penghafal Al-Qur’an telah menghafal sekitar 500 ayat ayat hukum, 700 ayat yang berkait dengan sains dan teknologi, ribuan ayat tentang akidah, ratusan ayat tentang kisah kisah masa lalu, banyak ayat yang berkaitan dengan tema tema kehidupan. Jika Hafizh Al-Qurán mampu mengurai ayat ayat tersebut, dia akan menemukan dengan mudah akan pandangan Al-Qurán terhadap tema tema kehidupan umat manusia.
Kesepuluh : penghafal Al-Qur’an termasuk orang orang terdepan dalam menjaga keaslian, kemurnian, kelestarian kitab suci Al-Qur’an. Kegiatan mereka sehari hari adalah membaca teks Al-Qur’an sesuai dengan apa yang diajarkan oleh nabi kepada para sahabatnya. Mereka adalah salah satu gerbong estafeta pembaca Al-Qur’an yang berujung kepada bacaan Nabi Muhammad.
Kesebelas : seorang penghafal Al-Qur’an yang selalu membaca ayat ayat suci Al-Qur’an, akan menciptakan dirinya menjadi manusia yang saleh. Getaran bacaan Al-Qur’an akan mempengaruhi sel sel tubuhnya, sehingga akan menciptakan DNA (Deoxyribonucleic) atau asam deoksiribonukleat yaitu sel sel pembawa genetika seseorang. DNA yang dibawa oleh hafizh Al-Qur’an besar kemungkinan positif. Hal ini akan mengakibatkan dia (atas izin Allah) mempunyai keturunan yang saleh pula. Nabi Muhammad adalah titisan darah Nabi Ibrahim.
Kedua belas: penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan syafa’at Al-Qur’an di hari kiamat. Al-Qur’an akan terus mengawal “shahib”nya semenjak dari kubur sampai masuk sorga.
فضائل القرآن لابن الضريس (ص: 58)
عَنْ شِمْرِ بْنِ عَطِيَّةَ، قَالَ: " يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي صُورَةِ الرَّجُلِ الشَّاحِبِ، إِلَى الرَّجُلِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِكَرَامَةِ اللَّهِ، أَبْشِرْ بِرِضْوَانِ اللَّهِ، فَيَقُولُ: فَمِثْلُكَ يُبَشِّرُ [ص:59] بِالْخَيْرِ فَمَنْ أَنْتَ؟ فَيَقُولُ: أَنَا الْقُرْآنُ الَّذِي كُنْتُ أُسْهِرُ لَيْلَكَ، وَأُظْمِي نَهَارَكَ.
عَنْ شِمْرِ بْنِ عَطِيَّةَ، قَالَ: " يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي صُورَةِ الرَّجُلِ الشَّاحِبِ، إِلَى الرَّجُلِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِكَرَامَةِ اللَّهِ، أَبْشِرْ بِرِضْوَانِ اللَّهِ، فَيَقُولُ: فَمِثْلُكَ يُبَشِّرُ [ص:59] بِالْخَيْرِ فَمَنْ أَنْتَ؟ فَيَقُولُ: أَنَا الْقُرْآنُ الَّذِي كُنْتُ أُسْهِرُ لَيْلَكَ، وَأُظْمِي نَهَارَكَ.
Dari Syimr bin ‘Athiyyah: dia berkata : pada hari kiamat, Al-Qur’an datang menjelma menjadi seorang lelaki yang kurus kering dengan muka yang pucat pasi, ke seorang yang dibangkitkan dari kuburnya. Lelaki itu berkata : bergembiralah kamu dengan penghormatan dari Allah, bergembiralah kamu dengan keridlaan Allah. Orang itu bertanya : apakah orang sepertimu memberi kabar gembira ? siapa kamu ? dia menjawab : akulah Al-Qur’an yang menjadikan kamu selalu begadang di malam hari (untuk membaca Al-Qur’an), dan menjadikan kamu haus di siang hari (karena berpuasa)
Ketiga belas: karena Al-Qur’an adalah kitab “Mubarak” yang penuh berkah atau menumpuknya kebaikan. Firman Allah dalam hal ini :
{وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ
يَدَيْهِ} [الأنعام: 92] {وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ
فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (155)} [الأنعام: 155]
{وَهَذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
(50)} [الأنبياء: 50] {كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)} [ص:
29]
Informasi yang dihafal dalam otaknya adalah kalam Allah yang penuh kesucian dan kemulyaan. Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Dia akan merasakan kepuasan tersendiri dalam hidupnya yang tidak bisa diukur dengan materi. Allah memberikan penghargaan di dunia sebelum penghargaan di akhirat.
Keempat belas: penghafal Al-Qur’an yang selalu muraja’ah hafalannya, dia sebenarnya tengah melakukan olah raga otak dan lidah. Pada saat penghafal Al-Qur’an muraj’ah hafalannya otaknya akan berjalan, bagai kumparan yang terus menerus bergerak. Hal ini sangat bermanfaat bagi kesehatan otak dan urat saraf lainnya.
Oleh : Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA
http://www.nusantaramengaji.com/metode-praktis-menghafal-alquran-bagian-i-pengertian-dan-faedah-menghafal-alquran
Post a Comment