Pentahapan Shalat.
Shalat adalah ibadah ritual yg kuno. Al Qur'an menyebutkan shalatnya nabi-nabi terdahulu (Surah Ibrahim: 40, Thaha: 14, 132, Yunus: 87, Maryam: 31).
Shalat adalah ibadah murni yg menjadi hak prerogatif Allah, baik dari segi kebijakannya maupun caranya. Tujuannya adalah untuk mengingat Allah dan mencegah kemungkaran.(Ankabut: 45).
Dalam shalat ada hal yg primer dan sekunder. Yg primer seperti pelaksanaan shalat itu sendiri yg merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah sebagai sumber kehidupan di jagat raya. Yg sekunder seperti rukun dan syarat shalat seperti jumlah raka'at, waktu, arah menghadap, cara mengerjakan dll yg bisa berbeda antara satu syariat nabi dengan syari'at nabi sebelumnya.
Dalam islam, shalat mengalami tiga tahapan.
Pertama: setelah diutus sebagai nabi, sebelum Isra' ( sekitar 10 tahun) yaitu 2 rakat sebelum terbit matahari dan 2 raka'at sebelum matahari terbenam. ( lih. Fathul Bari, Ibn Hajar, Tafsir Ibn Katsir, dan Surah Thaha:130).
Kedua: setelah Isra' sebelum hijrah : yaitu 2 raka'at (hadis Aisyah).
Ketiga: setelah hijrah: untuk shalat di perjalanan tetap 2 raka'at. Untuk mereka yg di rumah ditambah 2 raka'at lagi sehingga seperti yg sekarang ini( 4 rakaat utk salat Zhuhur, Ashar dan Isya', 2 raka'at utk subuh dan 3 raka'at untuk Maghrib).
Shalat adalah hubungan yg paling spesial antara Allah dengan hambaNya yg harus dilaksanakan sepanjang hayat, dalam keadaan apapun, dengan cara apapun, sesuai kemampuan, selama masih ada kesadaran pada seseorang.
Pesan terakhir nabi kepada umatnya adalah shalat dan berbuat baik kepada hamba sahaya. Kata shalat terulang dlm Al Qur'an sebanyak 55x. Hal ini menunjukkan urgensi shalat dalam kehidupan.
Jarak waktu pelaksanaan shalat sesuai dengan siklus kehidupan manusia dan perobahan pada alam semesta, untuk menunjukkan bahwa dibalik perobahan ini ada Zat Yang mengaturnya yaitu Allah Yang harus kita sembah.
Oleh : Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA
Post a Comment