GuidePedia

0
Pengalaman di Mesir menunjukkan bahwa setelah guru ngaji tidak mendapatkan tunjangan dari pemerintah, dan setelah peraturan wajib hapal Al-Qur'an bagi yang akan memasuki Universitas Al-Azhar ditiadakan, maka banyak halaqah-halaqah yang tadinya ramai dengan anak-anak yang mengaji Al-Qur'an, akhirnya menjadi sepi. Banyak tamatan Al-Azhar yang tidak hapal Al-Qur'an dan yang lebih fatal lagi adalah banyak yang tidak lancar dan benar dalam membaca Al-Qur'an.
 

Satu hal yang memilukan.
 

Melihat gejala ini maka pada masa kepemimpman Syeikh Jad Al-Haq, sebagai Rektor Al-Azhar, ada kebijakan yang cukup menggembirakan yaitu berupa tunjangan bagi guru-guru ngaji di seantero mesir. Satu kebijakan yang perlu ditiru, mengingat persoalan tunjangan adalah menyangkut kesejahteraan dan penghargaan bagi mereka.
 

Apa yang dilakukan oleh "Jama'ah Tahfizh Al-Qur'an" yang berpusat di Masjid Al-Haram di Mekkah juga bisa ditiru. Para pengurus di Jama'ah ini menerima Zakat, Infaq dan Sodaqah dari para aghniya' yang hasilnya disalurkan untuk guru-guru yang mengajar Al-Qur'an di Masjid Al-haram. Berbagai macam perangsang agar anak-anak Saudi mau menghapal Al-Qur'an juga telah dilakukan. Seperti pemberian bonus bagi setiap murid yang sudah khatam Al-Qur'an. Atau adanya "Makrumah" bagi setiap juz yang dihapalkan oleh seorang murid. Pendeknya berbagai macam upaya telah dilakukan untuk tumbuh kembangnya generasi Qur'ani.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah Brunei Darussalam juga perlu direnungkan, dimana setiap penghapal Al-Qur'an dari penduduk Brunei, baik ia bekerja maupun tidak, mendapatkan tunjangan dari pemerintah, asalkan ia terus menjaga hapalannya.
 

Begitu juga dengan Pemerintah Libia yang mencanangkan lahirnya satu juta penghapal Al-Qur'an pada dekade mendatang. Semua kegiatan tersebut ditunjang penuh oleh pemeritah.
 

Dengan berkaca pada negera-negara Islam tersebut, kita perlu memikirkan apa yang bisa kita perbuat untuk Al-Qur'an ? Jika Al-Qur'an telah membukakan mata hati kita menjadi manusia yang muslim dan mencerahkan pemikiran kita dalam beragama, maka sudah seharusnya kita berkhidmat kepada Al-Qur'an secara maksimal dengan tetap memperhatikan kemampuan kita masing-masing.

Oleh : Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, Lc. MA

Post a Comment

 
Top